30 Apr 2012

Ketika Sang Rasullulah Mengembala Kambing

sumber : www.wawasanislam.com
gembala kambing
Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yang umum dilakukan oleh para nabi dan rasul, seperti Musa, Daud, dan Isa alaihimussalam. Menurut catatan sejarah, di masa kecil Muhammad SAW pernah menggembala ternak penduduk Makkah.
Beliau mengatakan, “semua nabi pernah menggembala ternak.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana dengan Anda ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Allah tidak mengutus seorang nabi melainkan dia itu pernah menggembala ternak. “Sahabat kemudian bertanya lagi, “Anda sendiri bagaimana Rasulullah?” beliau menjawab, “Aku dulu menggembala kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.” (HR.Bukhari)
Ada dua hal menarik yang dapat kita ambil perlajaran dari kisah nabi Muhammad menggembala kambing saat beliau masih anak-anak:
Pertama: Allah mempersiapkan beliau menjadi pemimpin
Dari kegiatan menggembalakan kambing, nabi muhammad belajar tentang kesabaran dan keuletan. Kambing bukanlah jenis binatang yang mudah diatur,apalagi dipelihara dengan cara digembala tanpa tali pengekang yang membatasinya bergerak kesana-kemari,berjalan kemana saja dan memakan apa saja yang dia suka. Karakter yang demikian ini hanya bisa ditaklukan oleh orang yang sabar dan ulet. Kedua sifat inilah yang diperlukan pemimpin besar untuk memimpin rakyatnya yang majemuk.
Perilaku selalu mengarahkan kepada kebaikan adalah karakter lain yang nabi pelajari dari kegiatan menggembala, Dimana seorang penggembala selalu berusaha mencari dan mengarahkan ke tempat yang banyak rumputnya. Karkater ini diperlukan bagi pemimpin agar dia selalu berfikir untuk kebaikan rakyatnya dan selalu mencari cara untuk mensejahterakan mereka, pemimpin ini baru bisa istirahat setelah rakyatnya dapat kepastian mendapatkan makanan, aman, nyaman dan sejahtera.
Seorang penggembala selalu waspada terhadap gangguan yang membahyakan hewan ternaknya dan selalu mencari cara melindungi hewan ternaknya agar selamat. Begitulah seharusnya seorang pemimpin selalu berfikir member rasa aman bagi rakyatnya dan tidak hanya berfikir keselamatan dan kenyamanan dirinya pribadi.
Saat hewan telah mendapatkan tempat yang banyak makanannya,telah merasa aman dari gangguan maka hewan-hewan itu mulai tenang dan tidak akan kemana-mana, maka saat seperti ini si penggembala bisa istirahat,memikirkan alam yang ada disekitarnya,mengasah hati dan pikirannya dengan tadabur alam,sehingga dia semakin dengan dengan tuhannya dan semakin perhatian kepada hewan ternaknya. Begitulah seharusnya seorang pemimpin selalu mempunyai waktu untuk merenung dan dekat dengan rabnya di malamnya saat semua manusia tertidur lelap terbuai mimpi-mimpinya.
Pelajaran kedua: kemandirian ekonomi
Meskipun nabi Muhammad diasuh dan ditanggung kehidupannya oleh paman beliau Abu Thalib,hal itu tidak menjadikan beliau manja dan hanya meminta apa yang dia butuhan,tapi beliau justru belajar mandiri dengan menerima pekerjaan sebagai penggembala untuk kambing-kambing penduduk makkah meskipun dengan upah yang tidak seberapa banyak,tapi dia bekerja keras dan tidak hanya berpangku tangan.
Pendidikan kemandirian seperti yang dialami oleh nabi Muhammad ini mulai jarang kita temui di keluarga. Orang tua cenderung melayani apapun yang menjadi kebutuhan anak-anak mereka meskipun mereka telah mampu melakukannya sendiri dan orang tua tidak melibatkan anak-anak mereka dalam pekerjaan rumah seperti menyapu, ngepel, mencuci piring dan mencuci pakaian.
Mendelegasikan beberapa pekerjaan rumah kepada anak-anak dan melibatkan mereka dalam pekerjaan bersama orang tua akan mendewasakan mereka dan melatih kemandiriannya sehingga dikemudian hari akan menjadi anak-anak yang berkepribadian matang, tangguh dan pantang menyerah sehingga tidak menjadi beban keluarga dan masyarakat.
Dua kemampuan,kemampuan leadership dan kemampuan ekonomi adalah dua hal yang sangat penting dimiliki bagi seorang pemimpin,kemampuan leadership menjadikan seorang pemimpin mengelola beragam potensi rakyatnya menuju cita-cita besar bersama. Adapun kemampuan ekonomi, menjadikan pemimpin tidak mudah diintervensi orang-orang kaya dengan hartanya . wallahu a’lam bisshowab.
(Amin Syukroni)

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik.