29 Feb 2012

3 Kunci Sukses

Sesungguhnya Allah SWT tidak memberikan cobaan kepada manusia di luar kemampuan manusia tersebut. Ini artinya setiap tantangan yng kita hadapi di dunia ini pasti dapat kita lewati. Pertanyaannya adalah, bagaimana untuk meraih keberhasilan yang kita harapkan?
Jika ingin sukses, dalam hal apapun, rumus dasarnya sederhana, hanya mencakup 3 poin:
1. Punya tujuan yang jelas
2. Tahu caranya sukses (tiap kasus bisa berbeda caranya)
3. Berani menempuh resikonya
Kok bisa ya? Coba anda bayangkan seorang calon perenang yang harus mencapai finish, namun belum bisa berenang. Analogi ini akan mirip dengan orang-orang yang ingin sukses tapi belum memiliki modalnya. Parameter keberhasilan / kesuksesannya adalah mencapai finish. Bagaimana caranya? Kita merujuk kembali pada 3 poin di atas:
1. Punya tujuan yang jelas
Untuk mencapai finish, kita perlu tahu dimana sebenarnya titik finish itu berada. Setuju? Bayangkan jika perenang, pelari, atau pembalap tidak tahu dimana garis finish, yang terjadi adalah pemborosan di berbagai aspek baik tenaga, dan waktu. Saat lomba renang dimulai, tanpa tahu finish, kemungkinan besar yang dilakukan adalah mengikuti perenang terdepan, seakan-akan perenang terdepan sudah mengetahui finishnya. Padahal, belum tentu kan? Itulah ilustrasi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, dimana banyak anak muda atau bahkan orang dewasa hanya mengikuti arus, hidup mengikuti mode, dan cenderung meniru tanpa tujuan yang jelas sehingga arah hidupnya pun tidak jelas. Apakah mereka akan sukses? Berapa banyak mahasiswa yang ditanya, “Mengapa kamu kuliah?” dan mereka menjawab, “karena saya sudah lulus SMA…” atau menjawab, “karena bisaanya kan orang-orang juga begitu… habis lulus SMA ya Kuliah…”. Kesuksesan apa yang akan didapat pribadi=pribadi seperti ini?
Tentukan tujuan hidup kita, apa yang ingin kita capai. Tentukan ukuran sukses kita sehingga ada parameter yang bisa kita evaluasi. Jangan sekedar ikut orang lain tanpa landasan yang jelas. Jangan takut untuk berbeda dengan orang kebanyakan karena masing-masing kita memang berbeda.
Raihlah tujuan hidup dengan mencari dan menentukan orientasi hidup jangka panjang jauh kedepan.
2. Tahu caranya
Untuk dapat mencapai finish, tentunya kita harus tahu cara mencapainya. Apakah kita harus berenang lurus, berbelok-belok, naik turun dsb. Apakah peraturan mengharuskan kita untuk menyentuh garis finish dengan tangan, atau dengan kaki, atau cukup melewatinya saja. Jika ingin sukses, kita harus tahu ilmunya. Jika belum bisa berenang, kita harus tahu bagaimana cara agar bisa berenang, agar dapat mencapai garis finish.
Poin ini akan menjaga kita agar selalu berada di trek yang benar dalam upaya kita meraih kesuksesan. Ilmu akan menjaga dari langkah yang salah. Maka kita harus memiliki ilmunya.
Raihlah ilmu itu dengan belajar kunci-kunci apa saja yang dapat mengantar kita pada kesuksesan.
3. Berani menempuh resikonya
Poin inilah yang paling sering dilupakan orang. Bayangkan jika seorang perenang yang belum bisa berenang tadi (kok disebut perenang ya? Hehehe) sudah tahu dimana finishnya. Sudah belajar bagaimana berenang dengan banyak membaca buku, dan melihat langsung orang berenang, bahkan dalam skala tahunan, tapi tidak pernah sekalipun ke air… Selamanya finish itu tidak akan dicapai.
Mengapa orang seringkali tidak berani? Sebenarnya yang paling ditakutkan orang adalah resikonya. Masih banyak orang yang takut dengan KEGAGALAN. Hal ini terjadi karena ada paradigma yang salah dengan KEGAGALAN itu sendiri… apa maksudnya? Check this out!
Jika kita menemukan kata GAGAL, apa yang langsung ada di benak kita? GAGAL itu sebuah kerugian? Ataukah keuntungan?
Survey yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa 90% orang menjawab bahwa GAGAL adalah kerugian. Gagal bisnis, rugi uang yang sudah keluar. Gagal ujian, rugi tenaga dan waktu yang sudah diupayakan dsb. Pertanyaannya, apakah benar gagal itu sebuah kerugian?
Mari kita perhatikan kkisah Thomas Alfa Edison yang mengalami 1000 kali gagal sebelum berhasil menemukan temuan terbesarnya berupa lampu pijar. Kegagalan yang dilaluinya berjumlah spektakuler! Edison tidak menyerah dengan kegagalannya. Bahkan saat ditanya tentang kegagalannya yang berjumlah sangan banyak, Edison dengan penuh percaya diri menjawab, “Saya tidak gagal 1000 kali, tapi saya menemukan 1000 cara yang salah dalam membuat lampu pijar”. LUAR BISAA! Sebuah sikap positif yang akan membawa kita pada pemahaman bahwa kesalahan atau kegagalan adalah media untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Gagal justru membuat kita menemukan sebuah proses yang lebih baik menuju keberhasilan. Bahkan, Bapak Bermawi Iskandar, seorang ahli statistic di Teknik Industri ITB pernah menyatakan dalam salah satu sesi kelasnya di hadapan saya dan para mahasiswanya, “Jangan takut gagal, karena gagal itu bukan kerugian, tapi investasi!”. Dengan gagal, kita belajar dari kegagalan kita. Tanpa gagal sebanyak itu, apakan lampu pijar yang kita nikmati saat ini bisa ada di dunia saat ini?
GAGAL bukanlah sesuatu yang memalukan. Setiap kegagalan akan membuka pintu-pintu yang makin dekat kepada kesuksesan sesungguhnya. Orang berhasil bukan dilihat dari banyaknya keberhasilan, namun dilihat dari banyaknya ia dapat bangkit dari kegagalannya. Berapa jumlah keberhasilan Edison dalam membuat lampu pijar? Tepat… hanya SATU kali! Berapa jumlah gagalnya? 1000 kali! Apakah Edison gagal? Tidak! Bahkan ia dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar yang pernah ada.
Jadi, kenapa kita harus takut dengan gagal? Kenapa kita harus putus asa dengan kegagalan? Padahal kegagalan hanya akan mendekatkan kita pada kesuksesan. Jangan sampai kita menjadi seorang penambang emas yang sudah menggali sebegitu dalam tanpa menemukan emas sehingga putus asa dan menyerah di tengah jalan, padahal mereka tidak tahu bahwa saat itu, jarak galian terdalam dengan emas yang dicari hanya tinggal berjarak 100 cm.
Kembali pada belajar berenang. Adalah hal yang wajar saat anda pertama belajar berenang, anda kan banyak tenggelam. Tapi keberanian kita untuk memulai adalah sebuah poin penting. Tanpa memulai kita tidak akan berlatih kan. Sisanya, tinggal kita lakukan evaluasi berkala terhadap hasil latihan kita. Kembali lagi ke tujuan tadi, agar kita bisa mencapai garis finish.
Raihlah keberanian itu dengan paradigma yang benar tentang kegagalan. Raihlah keberanian itu dengan tidak takut pada kegagalan itu. Raihlah keberanian itu dengan berlatih.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik.