21 Feb 2012

ATMOSFER




      Atmosfer adalah lapisan udara yang melindungi bumi dari jatuhnya benda-benda asing dari luar angkasa. Lapisan atmosfer ada yang membagi 5,6 dan 7 berikut pembagiannya:






1.      Troposfer (ketinggian 0 -12 km)
Cirinya:
-          lapisan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.
-          Didalam lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti angin,hujan awan, halilintar dan lain-lain.
-          Temperature troposfer relative tidak konstan, semakin tinggi suatu tempat suhunya semakin rendah
-          Dilapisan ini terjadi pergerakan udara secara vertical dan horizontal (konveksi dan adveksi)
-          Mempunyai lapisan pembatas antara troposferdan stratosfer yang namanya tropopouseyang bertemperatur relatif konstan
-          Gaya berat/ gravitasi bumi sangat besar

2.      Stratosfer (ketinggian 12-60 km)
Cirinya:
-          Stratosfer terdiri dari 3 lapisan yaitu lap isotherm, lap panas dan lap campuran teratas.
-          Pada stratosfer terbentuk O3 pada ketinggian 35 km yang berfungsi menghalangi sinar ultraviolet ke bumi
-          Mempunyai pembatas antara stratosfer dan mesosfer yaitu stratopuse
-          Pada stratosfer perbedaan ketinggian menyebabkan perbedaan temperature.
-          Pada lapisan ini udara bergerak secara horizontal /adveksi

3.      Mesosfer (ketinggian 60-80 km)
Cirinya:
-          Memiliki temperature – 50o C sampai 70oC
-          Merupakan lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor
-          Memiliki lapisan peralihan/ pembatas antara mesosfer dan termosfer yaitu mesopouse

4.      Termosfer (ketinggian 80- 100 km)
Cirinya:
-          Memiliki temperature antara – 40o  C sampai – 5o  C
-          Didalam lapisan ini sebagian molekul dan atom-atom udara mengalami ionisasi

5.      Ionosfer (ketinggian 100 – 800 km)
Cirinya:
-          Memiliki temperature antara 0o  C  sampai lebih dari 70o  C
-          Didalam lapisan ini seluruh atom udara mengalami ionisasi
-          Pada lapisan ionosfer terdapat tiga lapisan :
-          Lapisa E atau lapisan Kennely Heavyside (100-200km)
-          Lapisan F atau lapisan Appleton (200-400 km)
-          Pada kedua lapisan ini gelombang radio mengalami pemantulan, yakni gelombang panjang dari gelombang pendek
-          Lapisan atom (400-800 km)

6.      Eksosfer (ketinggian lebih dari 800 km)
Cirinya:
Merupakan lapisan bumi paling luar
Pengaruh gaya gravitasi sangat keci
Benturan antar bagian udara jarang terjadi
Pada lapisan ini meteor mulai berinteraksi dengan susunan gas atmosfer bumi

Dinamika unsure-unsur cuaca

Cuaca adalah keadaan rata-rata udara pada suatu wilayah yang sempit dan dalam waktu relatif singkat. Sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lama.

Unsure-unsur cuaca antara lain:
1.      Suhu
Suhu adalah tingkat panas atau dinginnya atmosfer
Suhu suatu wilayah dapat berbeda karena beberapa factor yaitu:
-          lamanya penyinaran matahari
-          sudut datang sinar matahari
-          tinggi rendahnya suatu tempat
-          jauh dekatnya wilayah dari laut
-          keadaan tanah dan sifat permukaan daratan/laut
-          keadaan awan
-          keadaan vegetasi/tumbuhan
-          dll

2.      Tekanan udara
Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara, karena udara memiliki massa. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan barometer.

3.      Angin
Perbedaan tekanan udara dibeberapa tempat menimbulkan aliran udara. Aliran ini berlangsung dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah. Udara mengalir inilah yang disebut angin.

Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT) merupakan daerah pertemuan antara angin pasat tenggara dan angin pasat timur laut yang disebut ekuator termal. Daerah ini ditandai dengan keadaan disekitarnya memiliki suhu tinggi. Akibat kenaikan massa udara wilayah DKAT terbebas dari angin topan dan dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). DKAT selain sebagai tempat terbentuknya konvergensi massa udara naik, juga sebagai pembentuk awan konvektif yang menimbulkan hujan lebat. Pengaruh DKAT di Indonesia, yaitu :
Menyebabkan hujan frontal dan hujan zenithal
Pengiapan tinggi, karena suhu tinggi dan laut Indonesia sangat luas
Garis DKAT terbentuk karena suhu udara disekitar khatulistiwa tinggi

4.      Awan
Pembagian awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :
Awan tinggi, terdapat pada ketinggian antara 6 km- 12 km. Awan ini selalu terdiri dari Kristal-kristal es karena ketinggiannya
Awan menengah, terdapat pada ketinggian antara 3 km – 6 km
Awan rendah, terdapat pada ketinggian kurang dari 3 km
Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian antara 500 m – 1500 m.

5.      Kelembaban Udara
Kelembaban Udara dibedakan menjadi kelembaban mutlak (absolute) dan kelembaban nisbi (relative). Kelembaban mutlak (absolute) adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram berat uap air yang tertampung dalam satu meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relative atau nisbi adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut, atau dengan kata lain :

Kelembaban nisbi  =     kelembaban mutlak udara         X    100 %
                                       Kelembaban maksimum

Contoh :
Suatu udara disebuah ruang laboratorium dengan ukuran 3x3x3 meter atau bervolume 27 m3 mengandung uap air sebanyak 360 gram, dan pada suhu 21o C mengandung uap air sebanyak 18,5 gram, maka :

Kelembaban mutlaknya     =     360 g    =     13,333 g/ m3    
                                                  27 m3

Kelembaban relatifnya      =    13,333         X   100 %  =   72 %
                                                  18,5


6.      Curah Hujan
       Curah hujan merupakan jumlah hujan yang jatuh disuatu daerah selama waktu tertentu.
Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer kepermukaan bumi. Curah hujan bias diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut raingauge (penakar hujan). Berdasarkan proses terjadinya hujan dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Hujan Orografis
Hujan yang terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin naik ke lereng gunung, yang semakin ke atas suhu semakin dingin. Kondisi ini menyebabkan uap air membentuk awan dan terjadilah kondensasi. Hujan yang jatuh pada lereng gunung ini disebut hujan Orografis.

2.      Hujan Frontal
Hujan yang terjadi di daerah front atau daerah yang terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa dingin sehingga massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.

3.      Hujan zenithal
Hujan ini terjadikarena udara naik disebabkan oleh pemanasan pada suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus-menerus dan akhirnya terjadilah kondensasi yang mengakibatkan hujan. Hujan tipe ini sering terjadi didaerah tropis sehingga juga sering disebut sebagai hujan naik tropis.


POLA CURAH HUJAN
Curah hujan di Indonesia kurang merata. Di Indonesia bagian barat paling banyak      curah hujannya sehingga banyak hutan. Sedangkan bagian timur sedikit sekali curah hujannya sehingga banyak terdapat padang rumput.Ada 4 daerah hujan di Indonesia :
1.      Daerah hujan diatas 3.000 mm/tahun; Sumatra Barat, Kalimantan Tengah,beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok dan daratan di Irian jaya
2.      Daerah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun ; Sumatra Timur, Kalimantan
3.      Daerah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun ; sebagian besar Nusa Tenggara, kepulauan Aru dan Kepulauan Tanimbar serta Merauke.
4.      Daerah hujan kurang dari 1.000 mm/tahun ; padang rumput Nusa Tenggara, sekitar kota Palu dan Luwuh.

KLASIFIKASI IKLIM
Cuaca dan iklim meskipun merupakan dua istilah yang berbeda namun terdiri atas unsur-unsur yang sama, yaitu penyinaran, suhu, angin, curah hujan, tekanan udara, dan lain-lain.Jika informasi cuaca dicatat bertahun-tahun akan menunjukkan tipe iklim. Tipe iklim ditentukan untuk mendapatkan manfaat dari pengetahuan tentang tipe iklim suatu daerah yang dapat digunakan untuk menentukan jenis tanaman, musim tanam dan sebagainya. Sejumlah ahli melakukan penggolongan iklim dalam skala global (dunia) dan lokal atau regional.Penggolongan tersebut antara lain;

1). Iklim Fisis
Iklim Fisis adalah iklim yang terjadi menurut kenyataan yang ada di suatu daerah dan ini ditentukan oleh keadaan alam seperti relief, laut dan darat.

a). Iklim kontinental (iklim darat)
Iklim ini sangat dipengaruhi angin darat, ditandai;
-Amplitudo suhu harian cukup besar
-Curah hujan sedikit
-Amplitudo suhu antara musim panas dan dingin kecil
-Hujan turun tak lama, lebat disertai petir

b). Iklim Maritim (iklim laut)
Iklim yang dipengaruhi oleh angin laut, ditandai ;
-Amplitudo suhu harian kecil dan merata
- Langit selalu tertutup awan
-Hujan lebat disertai petir.
-Hujan terjadi tidak terus menerus tiap hari

c). Iklim Ugahari (iklim pegunungan).
Iklim ini dipengaruhi oleh angin pegunungan, ditandai;
Sinar matahari sangat terik
Tekanan udara lemah
Angin bertiup kencang, amplitudo harian besar
Debu dalam udara sangat sedikit

2). Iklim Matahari
Pergerakan matahari yang kita lihat setiap hari disebut gerak semu matahari, yaitu seolah-lah matahari bergerak , padahal bumi yang berotasi atau berputar pada sumbunya dengan waktu 24 jam. Berdasarkan kedudukan bumi terhadap matahari maka iklim matahari didasarkan pada letak lintang suatu wilayah;
a). Daerah iklim tropik, antara 231/2  LU -231/2
b). Daerah iklim sub tropik, antara 231/2  LU  - 40 LU dan 231/2  LS – 40 LS
c). Dearah sedang , antara 40 LU – 601/2 LU dan  40 LS – 661/2 LS
d). Daerah dingin, diatas 661/2 LU dan 661/2 LS

3). Iklim W Koppen
Pada tahun 1918 Dr. Wladimer Koppen (Jerman) mengolongkan iklim berdasarkan suhu
dan banyaknya curah hujan. Iklim menurut W Koppen dikelompkkan menjadi 5   kelompok besar, yaitu;

a). Iklim A ; Iklim hujan tropik, suhu rata-rata bulanan diatas 18 C, curah hujan dan penguapan tinggi.Daerah diwilayah beriklim A tidak pernah mengalami musim dingin.
Iklim A terbagi menjadi:
Iklim Af adalah iklim panas, selalu lembab, terdapat hutan rimba. Misal ; Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya.
Iklim Amadalha musim kering, hanya sebentar, persediaan air didalam tanah cukup
vegetasi tetap,(mengalami pergantian musim penghujan dan kemarau)
Misalnya; Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, kepulauan Kai, kepulauan Aru, dan Iria bagian selatan.
Iklim Aw adalah iklim sabana dengan musim dingin yang kering. Misalnya Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara.

b). Iklim B : iklim kering
Pada iklim ini curah hujan sedikit, penguapan sangat tinggi sehingga tidak ada
cadangan air.
Iklim Bs adalah iklim stepa dengan curah hujan rata-rata 380-760 mm pertahun.
Iklim Bw adalah gurun dengan curah hujan rata-rata dibawah 250 mm pertahun.

c). Iklim C ; Iklim sedang
Pada iklim ini musim dingin cukup hangat, suhu pada bulan terdingin lebih tinggi dari 3 Ctetapi lebih rendah dari 18 C, sedangkan pada musim panas tidak terlalu panas.
Iklim C tebagi menjadi 3 :
Iklim Cf adalah iklim dengan curah hujan sedang sepanjang tahun, terdapat pada gunung-gunung tinggi di Sumatra, Klaimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya.
Iklim Cw adalah iklim dengan curah hujan sedang dengan winter yang kering terdapat dipegunungan Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
Iklim Cs adalah iklim dengan curah hujan sedang dengan summer yang kering.


d). Iklim D: Iklim dingin atau salju
Suhu rata-rata pada bulan terdingin kurang dari -3 C, bulan terpanas lebih dari 10 C.
Iklim Df adalah iklim hutan dingin bersalju dengan hujan sepanjang tahun.
Iklim Dw adalah iklim hutan dingin bersalju dengan winter yang kering.


e). Iklim E ; Iklim Es (salju abadi)
Suhu rata-rata pada bulan terpanas kurang dari 100 C

Iklim Et adalah iklim tundra
Iklim Ef adalah es abadi. Terdapat dipuncak gunung tinggi.misal Puncak Fujiyama (Jepang), Puncak Mount Everst (Nepal), Puncak Jaya Wijaya (Irian Jaya).


4). Iklim menurut Schmidt – Fergusson.
Penggolongan iklim menurut Schmidt-Fergusson berdasarkan rasio Q adalah perbandingan antara rata-rata bulan kerung dan rata-rata bulan basah di kali 100%
Iklim menurut Schmidt- Fergusson ini dikelompokkan menjadi 8 iklim yaitu;
- Iklim A jika nilai rasio Qnya   0 – 14,3%  (sangat basah)
-Iklim B jika nilai rasio Qnya   14,3% -33,3% (basah)
- Iklim C jika nilai rasio Qnya  33,3% -60%  (agak basah)
- Iklim D jika nilai rasio Qnya  60% - 100% (sedang)
- IklimE jika nilai rasio Qnya   100% -167%  (agak kering)
- Iklim F jika niali rasio Qnya 167% -300% (kering)
- Iklim G jika nilai rasio Qnya 300% - 700% (sangat kering)
- Iklim H jika kilai rasio Qnya diatas 700% (ekstri kering)


Dengan Ketentuan dinamakan Bulan Kering jika Curah hujan < 60 mm
Bulan Basah jika Curah hujan > 100 mm
Bulan Lembab jika Curah hujan antara 60 mm-100 mm


Contoh:
Jika suatu wilayah dalam satu tahun mempunyai data tentang curah hujan sebagai berikut ; bulan keringnya 3 bulan basahnya 6 maka niali  Qnya adalah
Q          =        jumlah bulan kering    x    100%
                       Jumlah bulan basah
              =              3         x       100%
                              6
              =       50% berarti iklimnya C (agak basah).

5). Iklim menurut Junghun
Klasifikasi iklim Junghun berdasarkan pada ketinggian tempat, suhu dan jenis tanamannya. Junghun membaginya menjadi 4 iklim yaitu;
a). Zona panas dengan ketinggian antara 0-650 M, suhu 22 C-26,3 C, cocok untuk
tanaman padi jagung, karet, kina kopi, tembakau, dan kelapa.
b). Zona sedang, dengan  ketinggian antara 650 M-1500M ,suhu 17,1 C – 22 C
cocok ditanami kina, teh, buah-buahan dan sayur-sayuran.
c). Zona sejuk, dengan ketinggian antara 1500M – 2500M, suhu 11,1 C-17,1 C,   cocok untuk tanaman teh, kopi, pinus, cemara.
d).Zona dingin, lebih dari 2500M dengan suhu kurang dari 11,1 C, tidak ada tanaman kecuali lumut.


6). Iklim Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt –Fergusson, metode Oldeman (1975) hanya memakai uansur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara bertueut-turut yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification). Oldeman membagi 5 daerah agroklimat utama:
-          Iklim A, jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan
-          Iklim B, jika terdapat 7-9 bulan basah berurutan
-          Iklim C, jika terdapat 5-6 bulan basah terurutan
-          Iklim D, jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan
-          Iklim E, jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut;
Bulan basah, apabila curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan lembab, apabila curah hujannya 100-200 mm
Bulan kering, apabila curah hujannya kurang dari 100 mm

PEMANASAN GLOBAL

Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas di atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang banyak menggunakan sumber energi dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2), metana  (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Hal tersebut menimbulkan efek rumah kaca, yaitu radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh selimut gas, sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas.

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Dampak naiknya suhu bumi terhadap kehidupan antara lain sebagai berikut :
a.       mencairnya bongkahan es dikutub, sehingga permukaan laut naik
b.      penguapan air laut menjadi lebih banyak
c.       uap air yang naik ke atmosfer meningkat, sehingga curah hujan turun dalam jumlah banyak dan menyebabkan terjadinya banjir pada saat musim penghujan.
d.      Pada musim kemarau sering terjadi kebakaran hutan
e.       Terjadi anomali cuaca seperti gejala El Nino dan La Nina

GEJALA EL NINO DAN LA NINA

El Nino
Setiap 2-10 tahun, iklim di Samudra Pasifik bagian selatan mengalami perubahan yang ekstrim. Wilayah Asia Timur yang biasanya menerima banyak hujan menjadi kering, sedangkan pantai barat Amerika Serikat yang kering menerima hujan yang lebat sehingga terjadi bahaya banjir dan tanah longsor.Gejal El Nino menyebabkan pergeseran iklim. Angin pasat tenggara melemah, sehingga arus laut hangat yang biasanya sampai barat bagian pasifik kembali ke timur. Angin pasat tenggara yang melemah juga berpengaruh terhadap arus. Air laut hangat di bagian timur Samudra Pasifik, pola sirkulasi arusnya sama dengan dibagian barat Samudra Pasifik hanya arahnya terbalik. Melemahnya angin pasat tenggara di Samudra Pasifik menghasilkan timbunan awan tinggi. Akibatnya wilayah asia tidak mendapatkan hujanlebat karena dipindah ke bagian barat Amerika Serikat. Terjadinya hujan lebat di daerah kering sangat menguntungkan  tetapi El Nino dapat pula menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor di daerah Amerika Serikat. Sebaliknya El Nino dapat menyebabkan musim kemarau yang berkepanjangan di daerah Asia, Australia dan Afrika.

La Nina
Interkasi antara angin dan air laut di Samudra Pasifik dapat menyebabkan perubahan angin pasat tenggara. Perubahan yang terjadi yaitu tiupannya yang kuat kemudian melemah dan menguat lagi dengan periode 2-10 tahun. Fenomena perubahan angin pasat tenggara ini tidak dapat diramalkan secara pasti siklus berulangnya.
Sifat-sifat yang dimiliki La Nina berlawanan dengan El Nino.La Nina terjadi apabila arus udara dan air saling memperkuat sehingga angin pasat bertiup sangat kencang. Air laut hangat banyak mengalir ke arah barat sehingga wilayah Asia mengalami hujan lebat, sedangkan wilaya Amerika Selatan mengalami kekeringan hebat.








0 Tanggapan:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik.